Pada
awalnya katalogisasi digunakan untuk daftar peralatan militer Amerika dan untuk
kepentingan lainnya. Pada tahun 1929, pemerintahan Amerika Serikat mulai
menggunakan katalogisasi berdasarkan keinginan masing-masing departemen. Pada
tahun 1932, Presiden Roosevelt membuat katalogisasi seragam akan tetapi tidak
semua departemen mengikuti penyeragaman katalog tersebut. Akibatnya,
pengkatalogan peralatan militer menjadi kacau, kekacauan ini berimbas pada
keuangan dan dapat membahayakan Negara.
Amerika
Serikat menjadi Negara pertama berlangsungnya sejarah dan perkembangan
katalogisasi. Meskipun pada awalnya menggunakan proses yang sangat
sederhana,seiring dengan perkembangan zaman, katalogisasi menggunakan bentuk
dan proses yang lebih canggih lagi, kecanggihan itupun semakin lama semakin
mempermuda seseorang dalam mencari daftar apa yang diinginkan.
Dalam
perjalanan sejarah yang cukup panjang, katalog perpustakaan telah mengalami
perkembangan dan perubahan seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
perubahan perilaku pencarian informasi para penggunanya atau bisa disebut
dengan information seeking behavior. Perubahan tersebut terjadi dari
katalog yang pada awalnya berbentuk buku, kartu, hingga menjadi Online Public
Access Catalog (OPAC). Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya katalog
perpustakaan dari waktu ke waktu dapat menyesuaikan diri dengan setiap
perkembangan yang terjadi, terutama berkaitan dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Disamping itu, setiap perubahan atau inovasi yang
terjadi pada katalog perpustakaan juga dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada
pengguna dalam menggunakan atau mengaksesnya untuk menelusuri bahan pustaka
yang dibutuhkan di perpustakaan.
Perkembangan teknologi komputer dan produksi
dokumen elektronik menjadi tantangan bagi perpustakaan saat ini jika
dibandingkan dengan tantangan yang dihadapi oleh perpustakaan lima puluh tahun
yang lalu dimana saat itu yang menjadi inti koleksi perpustakaan hanyalah
buku-buku dan majalah-majalah yang hanya dapat ditelusuri dengan menggunakan
katalog kartu saja. Meskipun demikian pengaruh teknologi komputer dan jaringan
informasi terhadap misi perpustakaan masih diperdebatkan tetapi eksistensi
perpustakaan masa depan tergantung pada kemampuan perpustakaan dalam merespon
teknologi saat ini dan yang akan datang. Salah satu respon penting yang harus
dilakukan oleh perpustakaan adalah melakukan perubahan pada katalognya. Supaya
pengguna lebih mudah mengakses informasi melalui katalog.
Seiring dengan perkembangan automasi
perpustakaan Tedd (1994, 27-37) menguraikan secara kronologis bahwasanya
perkembangan system OPAC dan automasi diperpustakaan sebagai berikut :
a. Pada tahun 1960 komputer sudah digunakan di berbagai perpustakaan
umum dan perguruan tinggi untuk membantu cara membuat katalog. Pada saat itu,
pengoperasian sistem komputer masih berada pada mode atau cara yang sangat
bervariasi atau bermacam-macam, sehingga kemungkinan untuk melakukan
penelusuran informasi dengan katalog secara terpasang (online) dianggap masih
jauh dari kenyataan. Pada awal tahun 1970, sejumlah perpustakaan mulai
menggunakan sistem komputer induk untuk mengembangkan sistem lokal. Sistem
lokal ini umumnya didesain dan dirancang oleh staf dari pusat komputer.
b. Pertengahan tahun 1970 komputer
mulai digunakan untuk proses pengawasan sirkulasi atau perubahan di
perpustakaan. Sistem komputer digunakan untuk tujuan pengumpulan data,
khususnya pencatatan peminjaman. Computer Output On Microfilm (COM) menjadi
metode yang terkenal digunakan untuk menghasilkan katalog. Perkembangan pada
masa ini, ditandai dengan munculnya sistem kerjasama pengatalogan dan pemanfaatan
bersama, dari berbagai perpustakaan. Misalnya, di Inggris London and South
Eastern Library Region (LASER), dan di Amerika Utara Ohio College
Library Centre (OCLC). Sistem kerjasama ini menghasilkan cantuman katalog
pada komputer untuk sejumlah perpustakaan yang berpartisipasi, baik dalam
bentuk COM, maupun kartu katalog.
c. Pada akhir tahun 1970
dan awal tahun1980, pengenalan komputer mikro atau microcomputer. Di era
ini, berbagai perpustakaan semakin mandiri untuk menggunakan fasilitas komputer
yang diperoleh dari perusahaan yang dilanggan. Kemandirian ini mengarah kepada
pengembangan dan perancangan sistem sendiri atau disebut dengan in-house
system. Penggunaan komputer mikro menjadi terkenal karena menyediakan
fasilitas untuk melakukan akses secara terpasang atau online terhadap
berbagai simpanan seperti file dalam sistem sirkulasi. Perkembangan lain
yang terjadi pada masa ini, ialah penyediaan paket perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software) atau turnkey sistem untuk
perpustakaan oleh beberapa perusahaan. Sistem tersebut menggabungkan sejumlah
fasilitas, diantaranya fasilitas penelusuran dan sistem sirkulasi. Karena
sistem komputer yang digunakan pada masa itu di perpustakaan mampu menelusur
cantuman bibiliografi secara online, sehingga sistem itu disebut sebagai sistem
OPAC. Munculnya sistem OPAC di sejumlah perpustakaan tertentu, merupakan
perkembangan utama yang terjadi dalam automasi perpustakaan sampai awal tahun
1980
d. Pertengahan sampai Akhir Tahun 1980-an, perpustakaan yang menggunakan
sistem OPAC semakin meningkat. Pemasukan mulai menyediakan sistem yang
terintegrasi (integrated system) untuk manajemen perpustakaan,
mencakup modul atau sub-sistem yang berbeda, seperti pengatalogan, akuisisi,
sirkulasi, pengawasan serial, layanan antar perpustakaan dan juga OPAC.
Keuntungan sistem bagi kegiatan penelusuran ialah, sistem memperbolehkan
pengguna mengakses modul OPAC untuk mengetahui status pinjam dari semua bahan
pustaka yang ada di perpustakaan tertentu. Setiap pengguna yang sedang mengakses
OPAC dimungkinkan bisa mengetahui status suatu bahan pustaka, apakah sedang
tersedia atau sedang dipinjam, siapa peminjamnya, berapa lama dipinjam, kapan
dikembalikan dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan, karena sistem menghubungkan file katalog dengan file sirkulasi. Sejumlah perpustakaan Perguruan tinggi dan perpustakaan umum telah
menggunakan sistem manajemen perpustakaan yang terintegrasi, lengkap dengan
modul OPAC. Sistem OPAC mulai dikembangkan berdasarkan kebutuhan pengguna
e. Pada tahun 1990, sudah terlihat perubahan besar pada sistem
manajemen perpustakaan dan dapat digunakan hingga sekarang.
Katalog
dapat didefenisikan sebagai daftar barang yang berada pada suatu tempat. Dengan
demikian katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam
perpustakaan. Untuk mencapai kepada pemakai bahan pustaka dan apa yang dimiliki
perpustakaan, disediakan katalog yang mencatat ciri masing-masing bahan pustaka
yang diperlukan untuk mengindenfikasikannya dan membedakan satu bahan pustaka
dari bahan pustaka yang lain. Untuk mencari kembali bahan pustaka tertentu
dalam koleksi perpustakaan, katalog merupakan alat pencari yang terpenting.
Akan sulit sekali, bahkan sangat mustahil, untuk menggunakan perpustakaan besar
tanpa adanya katalog. Katalog perpustakaan dapat dikatakan kunci untuk menemukan bahan pustaka dalam
koleksi perpustakaan.
Ada
3 jenis pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembuatan katalog,
1. Pembuatan
deskripsi fisik dari bahan pustaka itu
2. Penentuan
subyek yang dibahas dalam buku itu,
3. Penyusunan
kartu-kartu dalam katalog
Ada
beberapa hal yang selalu perlu diperhatikan dalam menyusun katalog, yaitu :
1. Katalog
harus dibuat dengan cara yang seragam
2. Syarat
yang telah ditetapkan harus selaluditaati
3. Ketelitian
dalam setiap langkah pekerjaan harus diperhatikan.
Sumber
:
Sjahrial,
Rusina, 2000,Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, Jakarta: Djambatan
http://katalogisasi.blogspot.co.id/2010/11/sejarah-katalogisasi.html
www.
bimbingan.org/sejarah-dan-perkembangan-katalogisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar